Artikel Apepi
Artikel Apepi
3 Cara Mengelola Gaji Untuk Investasi
3 Cara Mengelola Gaji Untuk Investasi
Besar kecilnya gaji seringkali berpengaruh terhadap cara mengelola yang tepat sehingga Anda bisa terhindar dari kondisi defisit keuangan. Rencana keuangan merupakan penopang utama kondisi finansial yang kokoh. Besar kecilnya gaji bukanlah penghalang seseorang untuk menjaga keuangan stabil.
Cara Mengatur Keuangan Dan Berinvestasi
Menurut perencana keuangan Prita Ghozie, salah satu penyebab gaji cepat habis adalah karena orang tidak bisa membedakan simpanan, tabungan, dan investasi. Akibat gaji dibayarkan melalui rekening bank, maka uang jadi diambil terus. Kebanyakan orang menganggap tabungan dari hasil gaji itu adalah simpanan, sehingga merasa harus habis setiap bulannya. Pada prinsipnya dalam pengelolaan keuangan, yang namanya pendapatan memang harus dihabiskan. Hanya saja cara menghabiskannya harus tepat. Jika tidak, jangankan untuk berinvestasi, untuk kebutuhan sehari-hari saja mungkin kita harus terpaksa berutang untuk memenuhinya. Cara untuk menghabiskan pendapatan yang baik adalah menggunakan prinsip 40-30-20-10.
Sebaiknya usahakan menggunakan biaya 40% dari penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, air, listrik, transportasi, rekreasi dan lain-lain. Bila nominal tersebut tidak mencukupi, ada baiknya Anda melakukan penurunan gaya hidup. Biasanya kebutuhan hidup merupakan biaya tetap yang umumnya tetap sama, tidak berubah setiap bulannya atau mungkin bisa sedikit mengalami perbedaan namun dapat diprediksi sebelumnya, sehingga penting sekali Anda membuat secara detail anggaran pengeluaran Anda setiap bulannya, supaya Anda dapat menghitung dan melihat, pos-pos mana saja yang bisa dihemat. Selain itu, Anda juga harus dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Dengan harga tanah dan properti yang semakin meningkat, adalah hampir tidak mungkin bagi kebanyakan masyarakat Indonesia untuk bisa memiliki aset tanpa harus berutang. Jadi, memiliki kredit kepemilikan rumah atau kredit kepemilikan apartemen adalah hal yang wajar. Kemudian, sarana transportasi umum di Indonesia juga belum terlalu baik, sehingga untuk cicilan kendaraan bermotor masih dapat dikatakan wajar.
Sepanjang utang yang kita miliki adalah untuk pembelian aset yang sifatnya produktif dan menunjang pekerjaan dan besarnya cicilan per bulan tidak melebihi 30% dari penghasilan Anda, maka pengeluaran tersebut masih bisa dikatakan wajar. Saat Anda berencana untuk memiliki rumah atau juga kendaraan, namun belum memiliki uang, maka salah satu jalan keluarnya adalah Anda dapat menyimpan 30% dari pendapatan Anda untuk dimasukkan dalam pos cicilan produktif. Sehingga pada saat uang DP-nya sudah terkumpul Anda tetap memiliki pos untuk cicilan produktif yang tidak mengganggu pengeluaran-pengeluaran yang lain.
Untuk Anda yang menjadi tulang punggung keluarga, maka sebaiknya adalah memiliki dana darurat sebesar 6-12 kali pengeluaran bulanan bagi yang sudah berkeluarga atau 3-6 kali dari yang masih lajang. Dana darurat bisa disimpan pada instrumen yang mudah dicairkan seperti tabungan, deposito, reksa dana pasar uang dan emas. Namun setidaknya sebagian kecil dari dana darurat tersebut sebaiknya ditempatkan di tabungan yang mudah dicairkan.
· Asuransi
Masih ada beberapa masyarakat yang belum menyadari pentingnya asuransi, terutama asuransi jiwa. Tidak ada yang pernah tau kapan seseorang jatuh sakit. Oleh karena itu, pelru memiliki asuransi sebagai tabungan untuk keadaan darurat. Selain asuransi, dapat juga menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan untuk kelas I senilai Rp80.000 per bulan. Cara yang lebih efisien untuk menjaga risiko tersebut adalah dengan hidup sehat, pikiran positif, selalu bahagia dan rajin berolah raga.
· Investasi
Setelah dana darurat dan asuransi dimiliki, selanjutnya kita dapat berinvestasi. Kita juga bisa menyiapkan dana darurat, asuransi dan investasi sekaligus, namun patokannya adalah sekitar 20% dari pendapatan Anda.
Untuk lebih mengetahui investasi sebagai cara mengelola gaji yang sesuai kebutuhan Anda, berikut beberapa jenis investasi tersebut:
1. Reksadana
Menurut Prita Ghozie, reksadana dapat dibeli secara online melalui situs perusahaan sekuritas atau dapat dibeli melalui agen penjual, misalnya di bank. Biasanya dana yang dibutuhkan minimal Rp100 ribu per bulan. Yang perlu dipertimbangkan adalah apakah Anda termasuk tipe investor yang konservatif (penabung tulen), moderat (menengah), atau cenderung agresif. Untuk ketiga sifat ini akan menentukan bagaimana profil risiko terhadap dana yang Anda tanam melalui reksadana
2. Emas
Emas adalah salah satu produk investasi yang cenderung mudah dijual kembali. Namun nilainya sering berubah meski cenderung naik saat produk investasi lain atau pasar uang tidak stabil. Karena itu menurut Prita Ghozie, jika ingin berinvestasi emas, jangan dijadikan sebagai investasi jangka pendek. Selain itu, ia juga menyarankan untuk berinvestasi emas dalam bentuk batangan yang di pasaran ukurannya biasanya antara 1 hingga 100 gram. Prita juga menyarankan, demi alasan keamanan akan lebih baik menyimpan emas di safe deposit box (kotak penyimpan barang berharga di bank)
3. Bisnis
Salah satu investasi yang juga bisa Anda coba adalah dengan berbisnis. Namun jika berbisnis perlu disadari bahwa ada banyak hal yang perlu diatur agar bisnis tidak merugi. Sari Insaniwati menyarankan bahwa saat berbisnis jangan hanya melihat tren, tapi cari bisnis yang punya kecenderungan bisa bertahan lama. Ia juga menganjurkan untuk melakukan survei seperti lokasi dan potensi pasarnya seperti apa. Selain itu, usahakan juga agar bisnis Anda punya konsep yang jelas dan unik.
Semoga dengan berbagai pertimbangan tersebut, Anda bisa semakin bijak berinvestasi dengan gaji yang Anda miliki.